Oleh: Danang
ESTO merupakan perusahaan otobus legendaris di Salatiga yang telah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda dan hingga sekarang masih bertahan.
Cikal bakal ESTO adalah perusahaan transportasi pertama di Salatiga yang didirikan pada 1921 oleh Kwa Tjwan Ing. Nama ESTO diberikan pada tahun 1923. ESTO merupakan singkatan dari Eerste Salatigasche Transport Onderneming (Perusahaan Transportasi Pertama Salatiga).
Bus ESTO beroperasi sejak 1921 diawali dengan menggunakan armada bus kecil yang melayani rute Salatiga-Bringin dan Salatiga-Tuntang. Pada masa itu Bringin dan Tuntang merupakan ibukota kecamatan yang cukup ramai karena memiliki stasiun kereta api yang menghubungkannya dengan kota-kota lain seperti Semarang, Purwodadi, Ambarawa, Secang, Kedungjati dsb.
Sedangkan Salatiga tidak memiliki jalur kereta api, sehingga masyarakat Salatiga yang ingin bepergian dengan kereta api harus pergi ke stasiun terdekat yaitu Tuntang atau Bringin. Bus ESTO mungkin bisa dikategorikan sebagai angkutan pengumpan yang mengantar penumpang ke angkutan massal berikutnya.
Generasi pertama bus ESTO hanya berkapasitas sekitar 18 hingga 20 penumpang. Tempat duduknya dibagi dua. Bagian tempat duduk di depan diberi jok bagus, khusus untuk orang Belanda. Sementara tempat duduk di bagian belakang menghadap ke belakang dan dibuat dari rotan, diperuntukkan bagi orang-orang pribumi. Karena fasilitasnya lain maka ongkosnya pun berbeda. Pada masa itu masih terlihat jelas diskriminasi terhadap orang-orang pribumi.
Sumber tulisan dan foto: Facebook Danang.
No comments:
Post a Comment