Oleh: Maslun*
Seiring dengan perkembangan arus global yang semakin pesat, banyak sekali berbagai macam tantangan dalam kehidupan yang muncul di hadapan kita.
Arus global yang kini sudah menembus sampai ke semua penjuru dunia, bahkan sampai daerah terpencil sekali pun, masuk ke dalam rumah-ruamah, “membombardir” pertahanan moral dan agama, suku dan budaya kita dengan berbagai cara. Seperti halnya televisi, internet, handphone dan lain-lain adalah itu semua media imformasi dan komunikasi yang berjalan dengan begitu cepat, merambah, menerjang dan menggulung sekat-sekat tradisional yang selama ini kita jaga dan pertahankan.
Thomas Lickona mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
Pertama, meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. Kedua, penggunaan bahasa dan kata-kata yang buruk. Ketiga, pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan. Keempat, meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan sexs bebas. Kelima, semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. Keenam, menurunnya etos kerja. Ketujuh, semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. Kedelapan, rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara. Kesembilan, membudayanya ketidakjujuran, dan kesepuluh adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Namun hal itu tidak bisa kita pungkiri keberadaannya, mau tidak mau kita harus berada di dalamnya. Hal ini tentu menjadi tantangan buat kita semua, bahwa jangan sampai kita terbawa kepada hal-hal yang negatif yang bisa merusak etika dan moralitas manusia.
Menumbuhkan pendidikan karakter anak di usia dini adalah salah satu langkah untuk menjadikan kita sebagai orang yang akan jauh dari pengaruh negatif dan terhindar untuk melakukan hal-hal yang tidak wajar yang bertentangan dengan adat-istiadat, budaya dan agama.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak. Dengan adanya pendidikan karakter kita tidak mudah terombang-ambing dengan modernisasi yang “menjijikkan,” nikmat sesaat serta mengorbankan nikmat masa depan yang panjang dan abadi.
Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya. Namun tidak sedikit juga dari generasi muda yang terbuai dalam hal-hal yang dapat merusak dirinya sendiri dengan melakukan seks bebas, minum-minuman keras, dan lebih-lebih mereka memilih untuk menjadi pecandu narkoba yang sudah menjadi tren dunia yang sulit untuk bisa ditanggulangi.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan budaya karakter diperlukan kepedulian dari setiap pihak baik pemerintah, keluarga, maupun sekolah. Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak usia dini, karena melihat kondisi kehidupan yang semakin hari semakin kacau.
Pendidikan karakter anak usia dini akan terbentuk jika semua pihak memiliki kesadaran akan pentingnya penanaman pendidikan karakter. Dalam mendidik anak usia dini, bisa dilakukan di dalam tiga aspek pendidikan antara lain adalah keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, namun memiliki peran yang sangat besar dalam menumbuhkan pendidikan karakter positif bagi generasi anak usia dini.
Mengapa keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan pendidikan karakter bagi seorang anak? Karena keluargalah yang mempunyai hubungan kedekatan emosional yang tinggi dalam hal ini adalah kedua orangtua. Orangtua jugalah pendidik yang pertama dalam lingkungan keluarga, tapi mereka adalah pendidik yang paling tidak tersiapkan. Dan yang kita butuhkan adalah pendidik yang tersiapkan.
Selain keluarga, sekolah juga sangat berperan penting dalam menumbuhkan pendidikan karakter anak. Di mana di sekolah mereka diajarkan untuk bagaimana mengenal dirinya dan lingkungannya. Sekolah merupakan wadah atau tempat seseorang belajar dan menimba ilmu, karena di sanalah mereka diajarkan oleh guru-gurunya.
Guru adalah posisi yang paling strategis dalam membentuk karakter anak. Karena guru merupakan sosok yang menjadi idola bagi anak didiknya. Keberadaanya sebagai jantung pendidik tidak bisa dipungkiri.
Baik atau buruknya pendidikan di negeri ini sangat tergantung dari sosok guru. Dan ia tidak hanya jadi pendidik saja, akan tetapi juga sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaru, pembawa cerita dan sekaligus menjadi aktor pendidik.
Dalam konteks pendidikan karakter, peran guru sangatlah vital sebagai sosok yang diidolakan, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi murid-muridnya.
Sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas dalam diri seorang muridnya, sehingga ucapan, karakter, dan kepribadian guru menjadi cermin bagi murid-murid yang dididiknya.
Pendidikan karakter adalah sesuatu hal yang harus ada dalam kehidupan ini, karena orang yang mempunyai karakter tidak mudah untuk melakukan hal-hal yang sifatnya dapat merugikan orang lain.
Dan pendidikan karakter pada anak usia dini itulah yang menjadi dasar pembentukan awal, karena meluruskan sebatang ranting pohon jauh lebih mudah daripada meluruskan sebatang pohon.
Pendidikan karakter pada anak usia dini perlu dilakukan dengan sangat hati-hati. Hal ini dikarenakan anak usia dini adalah anak yang sedang dalam keadaan sangat labil.
Dalam hal ini seorang pendidik harus pandai-pandai melihat kondisi yang ada, dan juga harus tahu apa saja kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh anak peserta didiknya antara lain misalnya mereka senang bermain dan bergembira, suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai macam hal, dan tidak peduli terhadap sesama.
Terkait dengan bagaimana cara menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter anak di usia dini adalah antara lain guru harus membiasakan anak–anak peserta didiknya untuk berdoa sebelum atau sesudah melakukan proses belajar dan mengajar di sekolah, mengajarkannya untuk selalu berbuat jujur, menghargai teman-temannya, mengajaknya berbagi dengan cara membantu temannya yang membutuhkan bantuan mereka dan mengajaknya untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam yang ada di sekitarnya.
Pendidikan karakter bukan hanya sekadar menanamkan mana yang benar dan salah, tetapi pendidikan karakter merupakan usaha bagaimana menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya, harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuklah perwujudan, persatuan dan kesatuan perilaku sikap hidup yang lebih baik bagi peserta didiknya tersebut.
Oleh karenanya kita berharap pendidikan mampu menumbuhkan pendidikan karakter kepada anak-anak yang dididiknya.
Dalam upaya menumbuhkan pendidikan karakter harus dimulai dari diajarkannya, lalu dibiasakanya hinga menjadi kebiasaan, baru kemudian muncul karakter, hingga akhirnya menjadi budaya.
Pendidikan pada masa usia dini adalah pendidikan yang paling efektif. Pada anak usia dini pembentukan karakter yang sangat kuat sangatlah penting karena dasar anak bisa belajar membedakan mana yang baik dan yang buruk.
Dimulainya dari penanaman pendidikan karakter pada anak usia dini diharapkan dapat membentuk insan yang berkarakter kuat dan cerdas sehingga mampu menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, dan bertanggung jawab.
Maka dari itu diharapkan pendidikan sekarang untuk lebih menekankan pada pembentukan manusia yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia dan semua itu perlu dilakukan secara konkret mulai dari sejak dini. Semoga kita bisa!
*Penulis adalah Alumnus Universitas Islam Negeri Mataram
Editor: Khairil Miswar
Ilustrasi: akfc. ca
No comments:
Post a Comment