Oleh: Khairil Miswar
Ketika pulang ke rumah, yang pertama sekali dilakukan Hasbi Ash Shiddieqy adalah melihat dan mengecek buku-bukunya, apa ada yang berpindah tempat. Kalau ada, merahlah mukanya.
Dan Hasbi adalah sosok yang sangat “pelit” dalam hal buku. Buku-bukunya tdk boleh dipinjam. Bahkan Ali Hasjmy pun sempat merasa malu saat pinjam buku ke Hasbi. “Kalau saudara mau, silakan baca di sini sampai puas,” kira2 demikian kata Hasbi.
Menurut Hasbi, orang yang suka pinjam buku itu ada dua.
Pertama, orang malas baca. Dia pinjam buku untuk gaya-gayaan saja, sampai di rumah, buku itu diletakkan di ruang tamu agar tamu-tamu yang datang mengira dia rajin membaca. Jika ada tamu yang minta pinjam, buku itu pun diberinya, sampai akhirnya buku itu hilang. Kepada orang serupa ini tidak boleh pinjamkan buku, kata Hasbi.
Kedua, orang yang suka baca buku. Biasanya, setelah meminjam, buku itu akan terus dibaca, sampai-sampai dia lupa mengembalikan karena keasyikan membaca. Akhirnya buku itu tidak kembali lagi pada pemiliknya. Bagi orang ini menurut Hasbi juga tidak boleh dipinjamkan buku.
Demikian diceritakan oleh anak Hasbi Rahimahullah. Prof. Nouruzzaman Shidieqy dalam bukunya.
Kesimpulannya buku-bukunya memang tidak boleh dipinjamkan, karena risikonya buku itu tidak akan pernah kembali.
Foto: Majalah Panji Masyarakat, 1989
No comments:
Post a Comment