Seorang warga Afghanistan meninggal dunia di Madinah pada Senin malam. Peristiwa ini adalah kematian pertama di Arab Saudi akibat wabah coronavirus, demikian disampaikan Kementerian Kesehatan negara itu.
Pada Selasa, juru bicara kementerian Dr Muhammad Al-Abdelali mengatakan bahwa kesehatan pasien memburuk dengan cepat setelah dirawat di ruang gawat darurat rumah sakit di kota suci.
Saat memberikan pengarahan kepada media saat konferensi pers tentang perkembangan yang berkaitan dengan COVID-19, Dr. Al-Abdelali mengatakan bahwa 205 kasus baru coronavirus sudah dilaporkan dalam 24 jam terakhir sehingga jumlah total warga yang terinfeksi wabah di Kerajaan menjadi 767.
205 orang adalah kasus baru, 82 dicatat di Jeddah, 69 di Riyadh, 12 di Al-Baha, masing-masing delapan kasus di Bisha dan Najran, masing-masing enam kasus di Abha, Qatif dan Dammam, tiga di Jazan dan masing-masing dua kasus di Al-Khobar dan Dhahran, dan satu kasus di Madinah.
Sementara itu, 28 orang telah dinyatakan sembuh dari coronavirus di Kerajaan, tambah juru bicara itu.
Berbicara dalam konferensi pers, Letnan Kolonel Talal Al-Shalhoub, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, mengatakan bahwa ada kepatuhan yang sangat besar terhadap jam malam parsial pada hari pertama penerapannya.
Seperti diketahui, Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, pada hari Minggu mengeluarkan perintah jam malam mulai jam 7 malam hingga pukul 6 pagi untuk jangka waktu 21 hari, efektif mulai Senin malam, untuk membatasi penyebaran virus corona di Kerajaan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri juga memperbarui peringatan terhadap penyebar rumor yang tidak jelas. Dia mengatakan bahwa rumor ini dapat membahayakan upaya Arab Saudi dalam memerangi virus corona.
“Ketentuan hukum yang ketat akan diterapkan terhadap rumor yang menyebar itu,” katanya.
Sementara itu, Abdul Rahman Al-Hussein, juru bicara Kementerian Perdagangan, mengatakan bahwa tim pemantau dari kementerian melakukan lebih dari 3.000 putaran inspeksi selama jam malam.
“Permintaan komoditas pangan masih pada tingkat yang wajar. Manipulasi harga adalah garis merah yang tidak bisa kami toleransi,” tambahnya.
Sumber: Saudi Gazette
Terjemahan bebas oleh Bagbudig.com.
Ilustrasi: egyptindependent.com
No comments:
Post a Comment