Oleh: Syakya Meirizal
Waktu jua yang mengonfirmasi, bahwa JAM MALAM tak ada korelasi linier sama sekali terhadap pencegahan penyebaran virus corona. Setelah 1,5 bulan jam malam dicabut, belum ada satu pun kasus positif Covid-19 di Aceh yang terbukti tertular di malam hari. Semua kasus positif di Aceh merupakan kasus impor dari luar daerah dan luar negeri yang dibawa oleh para traveler.
Fakta tersebut seakan juga sebagai bentuk konfirmasi atas “kedunguan dan “kekeliruan” hipotesis pemberlakuan jam malam yang dikonstruksi oleh barisan “Pipel In” dan segenap pendukung Plt Nova. Mereka membangun narasi dengan perspektif parsial bahwa jam malam adalah cara efektif untuk pencegahan penyebaran Covid-19 . Namun mengabaikan fakta terhadap dampak psikologis, sosial dan ekonomi yang ditimbulkan.
Barisan Pipel In bersama segenap pendukung Plt Nova juga mencaci dan mengutuk para pengusung isu tuntutan pencabutan jam malam di berbagai platform media sosial. Pasca pencabutan jam malam oleh Plt Nova pun mereka seperti tak pernah ikhlas. Psikologi mereka ibarat orang yang baru kalah telak dalam sebuah kompetisi. Mereka kemudian memproduksi berbagai narasi propagandis yang didramatisir sedemikian rupa. Frame yang mereka bangun adalah bahwa kasus Covid-19 akan segera meledak pasca pencabutan jam malam tersebut.
Berbagai tema bombastis yang sejatinya adalah bentuk menebarkan rasa takut kepada publik mereka tulis di media sosial dan berita online. Ada yang buat judul “Jebolnya Jam Malam”. Ada pula yang menyebut “Tak Terbendung”. Ada yang mendramatisir bahwa RS tidak akan sanggup menangani jumlah pasien, tenaga medis akan jadi korban orang-orang yang menuntut pencabutan jam malam. Tapi berbagai hipotesa cacat nalar tersebut kini terkonfirmasi, NOL BESAR.
Ketidak ikhlasan mereka juga tercermin dari bersemangatnya mereka men-share dan retweet berita rencana pemberlakuan jam malam di Jawa Barat oleh Ridwan Kamil. Saking semangatnya ada yang me-retweet beberapa kali dengan caption yang menggelikan. Mereka seakan ingin menyampaikan bahwa “Pencabutan Jam Malam Di Aceh” adalah keputusan yang sangat keliru.
Padahal keputusan pencabutan jam malam dilakukan oleh Plt Nova. Tapi mereka bapernya justru kepada para netizen. Lucunya lagi, Plt Nova sendiri ikut me-retweet berita rencana jam malam di Jabar. Padahal ia baru saja mencabut pemberlakuan jam malam di Aceh.
Itulah cerminan kapasitas dan kualitas hipotesis yang tak pernah menjadi menjadi scientific evident dari para pipel in di lingkaran Plt Nova. Sementara itu, kini para pendukung utama jam malam tersebut malah sering nongkrong di kedai kopi di malam hari (ada dokumentasinya lho).
Sungguh Munafik…
Mari kita do’akan semoga wabah Corona segera berlalu dari Aceh.
No comments:
Post a Comment