Penasihat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, membuat ancaman terhadap Yunani. Dia mengatakan Turki akan membalas jika Yunani bergerak mempertahankan bagian-bagian Laut Mediterania yang telah dieksplorasi Ankara setelah perjanjian kontroversial yang ditandatangani dengan Libya, demikian dilaporkan Greek City Times (GCT), sebuah situs berita Yunani.
Mesut Hakki Casin, seorang profesor dari Departemen Hubungan Internasional Universitas Yeditepe dan penasihat Erdogan mengatakan “Serangan terhadap kapal milik negara adalah serangan terhadap negara itu sendiri” dalam sebuah diskusi ,mengenai peringatan Yunani bahwa setiap pengeboran Turki di dekat Kreta dapat dilakukan dengan paksa, GCT melaporkan.
“Kapal pengeksplor di luar sana menggunakan bendera Turki dan serangan terhadapnya akan dianggap sebagai Casus Belli,” kata Casin dalam sebuah wawancara dengan Ardan Zenturk, seorang moderator televisi Turki, di saluran YouTube-nya, menurut GCT. Casus Belli adalah sebuah Istilah latin mengacu pada tindakan yang membenarkan perang.
“Kedua, bagaimana kamu [orang Yunani] menyerang kapal pengeboran yang damai di perairan internasional dan [di] wilayah Zona Ekonomi Eksklusif?” tambah Casin.
Casin merujuk pada perjanjian maritim kontroversial Turki yang ditandatangani dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli di Libya tahun lalu di perbatasan maritim di Laut Mediterania Timur yang memasok gas ke Ankara. Perjanjian tersebut menyerahkan 200 mil dari laut untuk eksplorasi gas ke Ankara dan telah secara signifikan memperburuk sengketa yang ada antara Turki dan tetangganya mengenai eksplorasi energi di wilayah tersebut.
Konflik yang sedang berlangsung di Libya memiliki dampak langsung pada wilayah Mediterania Timur saat Turki membuat kesepakatan lebih lanjut dengan GNA. Meskipun motif campur tangan Turki di Libya tidak jelas, para ahli telah menyatakan bahwa hal itu mungkin sebagai langkah untuk mengamankan aset hidrokarbon di negara itu.
Perjuangan untuk mengendalikan pasokan minyak ini telah menjadi sumber kerusuhan negara sejak 2011. Libya adalah rumah bagi 48,4 miliar barel cadangan minyak – cadangan yang terbukti terbesar di Afrika – menjadikan negara ini sebagai pemain penting dalam pasar hidrokarbon global.
Sementara itu Turki secara historis sangat vokal dalam ambisinya untuk menjadi pusat hidrokarbon regional, dan usaha untuk mengamankan sumber daya energi Mediterania timur yang subur juga bisa menjadi satu langkah ke arah itu, kata para analis.
Sumber: Al Arabiya
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment