Partai yang berkuasa di Turki pada 15 Agustus kemarin mengkritik kesepakatan antara Uni Emirat Arab dan Israel terkait normalisasi hubungan kedua negara. AKP menyebut tindakan itu sebagai “politik bunuh diri” terhadap perjuangan Palestina.
Ini juga merupakan upaya untuk mencabut solusi dua negara antara Israel dan Palestina yang diusulkan oleh komunitas internasional, tulis Ömer Çelik, juru bicara AKP di Twitter.
“Menempatkan upaya ‘normalisasi’ dalam agenda tanpa mempertimbangkan agresi Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang diduduki dan menyebut negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya berarti menerima agresi Israel.”
Çelik melanjutkan dengan mengatakan bahwa langkah UEA harus dipertimbangkan bersama dengan kebijakannya di Yaman dan Libya, di mana ia menuduh UEA telah menanam benih kebencian dalam komunitas di Timur Tengah.
Lebih lanjut dia menegaskan bahwa Turki akan selalu mendukung orang-orang Palestina di mana hal ini sejalan dengan sikap politik Presiden Recep Tayyip ErdoÄŸan.
Kesepakatan Israel-UEA
Kesepakatan untuk menormalisasi hubungan UEA-Israel diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis lalu, guna mencegah rencana kontroversial Israel untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang telah diduduki.
Sebuah pernyataan bersama oleh AS, UEA dan Israel mengatakan “terobosan” itu akan mempromosikan “perdamaian di kawasan Timur Tengah dan merupakan bukti diplomasi dan visi yang berani dari tiga pemimpin,” yaitu Trump, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed al-Nahyan dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Kelompok-kelompok Palestina mengecam perjanjian baru itu, dengan mengatakan hal itu tidak berdampak apa pun untuk kepentingan Palestina dan bahkan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. Kesepakatan damai UEA dengan Israel adalah “tikaman berbahaya dari belakang terhadap rakyat Palestina,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Turki mengatakan perjanjian itu “gagal” dan “cacat” dan menyebut UEA telah mengabaikan keinginan Palestina.
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri berbunyi: “Sementara mengejar kepentingannya yang didefinisikan secara sempit, UEA telah berusaha untuk menampilkan pengkhianatannya kepada perjuangan Palestina sebagai tindakan altruisme. Sejarah dan hati nurani orang-orang di wilayah tersebut tidak akan pernah melupakan atau memaafkan kemunafikan ini.”
Sumber: Hurriyet
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment