Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan Emmanuel Macron, dari Prancis mengatakan pada hari Selasa (22/9) bahwa mereka telah mengadakan percakapan pertama dalam beberapa bulan setelah kebuntuan antara dua sekutu NATO atas ketegangan yang meningkat di Mediterania Timur.
Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan Turki mengatakan Erdogan menekankan perlunya menggunakan peluang diplomatik untuk meredakan situasi dan mencapai negosiasi yang berkelanjutan.
Kementerian luar negeri Prancis mengatakan setelah diskusi, yang berlangsung lebih dari satu jam, berharap dialog antara Turki dan Yunani dapat berlanjut, dan mengatakan bahwa Macron telah menyerukan pendekatan serupa dengan Siprus.
“Dia (Macron) mendesak Turki untuk sepenuhnya menghormati kedaulatan negara anggota Uni Eropa serta hukum internasional, dan menahan diri dari tindakan sepihak lebih lanjut yang dapat memicu ketegangan,” kata kantor luar negeri Prancis dengan menambahkan bahwa Macron dan Erdogan telah setuju untuk tetap berhubungan.
Hubungan antara UE dan Turki sangat tegang pada sejumlah masalah, termasuk eksplorasi hidrokarbon di Mediterania Timur, tempat Ankara berselisih dengan negara anggota UE, Siprus dan Yunani.
Sumber: Al Arabiya
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment