Direktur komunikasi Turki pada 7 September meminta otoritas Saudi untuk “bekerja sama dalam penyelidikan pembunuhan yang sedang berlangsung di Turki” terkait pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Pengadilan Saudi di Riyadh pada 7 September telah menghukum delapan orang dalam kasus pembunuhan Khashoggi setelah dia dibunuh di konsulat negaranya di Istanbul hampir dua tahun lalu.
Fahrettin Altun di Twitter mengatakan putusan akhir “terkait eksekusi jurnalis Khashoggi di dalam konsulat Kerajaan di Istanbul, Turki, gagal memenuhi harapan Turki dan komunitas internasional.”
“Kami masih belum tahu apa yang terjadi dengan jenazah Khashoggi, siapa yang menginginkannya mati atau apakah ada kolaborator lokal, di mana hal ini menimbulkan keraguan atas kredibilitas proses hukum di KSA,” tambahnya.
Altun lebih lanjut mencatat bahwa “adalah kewajiban hukum dengan hati-hati untuk menjelaskan pembunuhan Jamal Khashoggi, yang dilakukan di dalam wilayah Turki, dan untuk memberikan keadilan”.
“Itulah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa kekejaman serupa dapat dicegah di masa depan.”
Saluran TV semi-resmi Al-Arabiya melaporkan bahwa lima orang dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, sementara tiga lainnya menerima hukuman penjara antara tujuh dan 10 tahun.
PBB: Pengadilan Pembunuhan Khashoggi Kurang Transparan
Sementara itu, PBB mengatakan pada 8 September bahwa persidangan di Saudi kurang transparan.
Rupert Colville, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia ditanya oleh Anadolu Agency apakah PBB akan mengutuk keputusan pengadilan Saudi, yang menurut penyelidik PBB, Agnes Callamard, disebut sebagai “parodi keadilan.”
“Ini adalah kejahatan yang sangat parah dan mengerikan, kejahatan yang menghebohkan,” kata Colville.
“Ini adalah kasus di mana tidak ada transparansi yang tepat dalam proses peradilan dan mereka yang bertanggung jawab harus dituntut dan diberikan hukuman yang sesuai dengan kejahatannya.” Dia mengatakan bahwa dalam kasus seperti itu, “hukuman penjara yang sangat lama” akan sangat pantas. “
Tapi ada masalah transparansi keseluruhan dalam pelaksanaan kasus ini, yang telah dibahas Callamard dengan sangat rinci.”
“Jaksa Saudi melakukan satu tindakan lagi hari ini dalam parodi keadilan ini. Tetapi putusan ini tidak memiliki legitimasi hukum atau moral,” cuit Callamard, pelapor khusus PBB tentang eksekusi di luar hukum.”
“Mereka muncul pada akhir proses yang tidak adil atau tidak transparan,” katanya.
“Kelima pembunuh bayaran itu dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, tetapi pejabat tingkat tinggi yang mengatur pembunuhan Jamal Khashoggi telah berjalan bebas sejak awal dan hampir tidak tersentuh oleh penyelidikan dan persidangan,” kata Callamard dalam tweet lain.
Adapun pertanggungjawabkan individu dari pembesar Negara, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dia tetap terlindungi dengan baik dari segala jenis pengawasan yang berarti di negaranya.”
Callamard menekankan bahwa keputusan 7 September seharusnya dapat mengungkap penjahat sejati.
“Lebih dari sebelumnya, Badan Intelijen AS, termasuk Direktur Intelijen Nasional, harus merilis penilaian intelijen tentang tanggung jawab MBS [Mohammed bin Salman] atas pembunuhan Jamal Khashoggi. Walaupun keadilan formal di Arab Saudi tidak dapat dicapai, tapi pengungkapan kebenaran bisa dilakukan,” kata penyelidik PBB.
Callamard, bagaimanapun tetap menyambut baik hukuman mati yang telah diringankan.
“Seandainya hukuman seperti itu dilakukan, itu akan menjadi pembunuhan yang lebih sewenang-wenang oleh Negara Arab Saudi, dan pembungkaman permanen saksi kunci pembunuhan,” katanya.
Sumber: Hurriyet
Terjemahan bebas Bagbudig.com
No comments:
Post a Comment