Polisi Pakistan pada hari Jumat (30/10) menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang menerobos blokade keamanan di Islamabad dalam upaya yang gagal untuk berdemonstrasi di Kedutaan Besar Prancis demi menentang kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Tidak ada yang terluka dan pengunjuk rasa kemudian kembali ke tempat berkumpul yang awalnya telah disepakati dengan pihak berwenang, kata polisi.
Muslim di seluruh dunia memprotes Prancis dan Presiden Emmanuel Macron, yang telah berjanji untuk berdiri teguh melawan apa yang dia gambarkan sebagai serangan terhadap nilai-nilai Prancis dan kebebasan berekspresi oleh para Islamis radikal.
Sekitar 3.000 pengunjuk rasa berkumpul di Islamabad, sekitar setengah km (kurang dari satu mil) di sekitaran Kedutaan Besar Prancis, menurut seorang saksi mata Reuters.
Jalan menuju daerah itu diblokir menggunakan kontainer pengiriman dan kawat berduri dan dijaga oleh polisi anti huru hara, tetapi pengunjuk rasa berhasil memanjat blokade dan akhirnya polisi terpaksa menembakkan gas air mata.
“Kami perlu menembakkan peluru gas air mata ketika para pengunjuk rasa mencoba melanggar kesepakatan mereka,” kata petugas polisi Amanullah Niazi, merujuk pada kesepakatan dengan para pemimpin protes bahwa mereka tidak akan maju melampaui batas tertentu.
Protes itu diselenggarakan oleh asosiasi pedagang, yang telah mengumumkan bahwa mereka akan mengeluarkan produk Prancis dari rak di seluruh negeri, dan hal itu terjadi pada saat Pakistan merayakan hari lahir Nabi Muhammad.
Protes dan pertemuan yang menandai acara tersebut juga diadakan di kota Karachi, Lahore dan Peshawar.
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment