Remaja Chechnya yang memenggal kepala seorang guru Prancis karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas pernah menghubungi salah satu orangtua di sekolah.
Menurut jaksa dia menghubungi orangtua itu menggunakan media sosial untuk melancarkan kampanye penuh kebencian terhadap korban, kata sumber polisi.
Sumber tersebut mengatakan penyerang mengirim pesan SMS kepada ayah siswi Muslim itu dan menambahkan bahwa tidak jelas apakah orang tua tersebut menanggapi. BFM TV melaporkan bahwa dia telah bertukar pesan WhatsApp dengan si pembunuh pada hari-hari sebelum serangan itu.
Orangtua itu adalah satu dari 16 orang yang sekarang ditahan atas pembunuhan guru sejarah berusia 47 tahun, Samuel Paty. Kejadian itu telah membuat ngeri negara yang menganut nilai-nilai demokrasi yang mengakar, kata pemerintah, kita diserang dari dalam.
“Musuh ada di sini,” Perdana Menteri Jean Castex mengatakan kepada parlemen pada hari Selasa (20/10) tak lama setelah anggota parlemen mengadakan hening cipta di Majelis Nasional. “Islam radikal telah menyusup ke masyarakat kita yang didasarkan pada toleransi.”
Castex mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Prancis membutuhkan undang-undang yang bisa melarang tindakan membahayakan nyawa orang lain melalui jaringan media sosial.
Paty dipenggal di sebuah jalan di siang bolong di Conflans-Sainte-Honorine, pinggiran kota kelas menengah Paris, oleh pemuda Chechnya berusia 18 tahun, yang lahir di Moskow dan pernah tinggal di Prancis sebagai pengungsi.
Jaksa penuntut mengatakan penyerang telah mendekati murid-murid di luar College du Bois d’Aulne dan meminta mereka untuk mengidentifikasi Paty saat dia pulang ke rumah. Media Prancis melaporkan bahwa empat dari mereka yang ditanyai adalah siswa yang menerima uang tunai dari si pembunuh. Tidak jelas apakah mereka tahu motif mengerikan itu.
Di Conflans, ratusan warga berjalan di jalanan saat malam tiba sebagai penghormatan kepada Paty. “Terima kasih Pak Paty, istirahatlah dengan tenang,” bunyi spanduk yang dibawa oleh dua siswi.
Jaksa penuntut mengatakan, penyerang, yang ditembak mati oleh polisi setelah serangan itu, ingin menghukum korbannya karena menunjukkan kartun satire Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas yang berfokus pada kebebasan berekspresi awal bulan ini.
Pihak berwenang pada hari Selasa telah memerintahkan penutupan sebuah masjid pinggiran kota Paris karena telah membagikan sebuah video di Facebook yang direkam oleh orangtua siswi yang kini ditahan oleh polisi di mana ia meminta Paty untuk dipecat dan menyebutnya sebagai preman.
Presiden Emmanuel Macron, dalam kunjungannya ke unit anti-radikalisasi lokal pertama yang dibuat oleh pemerintahnya, mengatakan sebuah kelompok yang terkait dengan pemenggalan telah dibubarkan dan tindakan akan diambil terhadap lebih banyak kelompok serupa dalam beberapa hari dan minggu mendatang.
Di bawah tekanan dari lawan politik yang menuduhnya tidak cukup tangguh terhadap terorisme, Macron menindak kelompok yang dia sebut sebagai separatisme Islam, yaitu upaya oleh beberapa Muslim Prancis untuk memaksakan keyakinan Islam konservatif yang melampaui nilai-nilai tradisional Republik Prancis di komunitas mereka.
Penghormatan nasional untuk menghormati Paty akan diadakan di universitas Sorbonne Paris pada hari Rabu (21/10). Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan Paty akan dianugerahi Legion d’Honneur, penghargaan tertinggi di Prancis secara anumerta.
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment