Iran mengatakan pihaknya masih kuat dalam pertahanannya dan tidak perlu melakukan pembelian senjata secara besar-besaran karena embargo senjata konvensional PBB akan berakhir pada hari Minggu (18/10) meskipun ada tentangan kuat dari AS.
“Doktrin pertahanan Iran didasarkan pada ketergantungan yang kuat pada rakyatnya dan kemampuan pribumi … Senjata tidak konvensional, senjata pemusnah massal dan pembelian senjata konvensional tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanan Iran,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri yang disiarkan oleh media pemerintah.
Embargo senjata Dewan Keamanan 2007 terhadap Iran akan berakhir pada hari Minggu, sebagaimana disepakati di bawah kesepakatan nuklir 2015 antara Iran, Rusia, China, Jerman, Inggris, Prancis dan Amerika Serikat yang berusaha mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir sebagai imbalan dan untuk keringanan sanksi ekonomi.
Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat sejak Presiden AS Donald Trump pada 2018 secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu.
Pada Agustus, pemerintahan Trump melakukan proses yang bertujuan memulihkan semua sanksi PBB, setelah Dewan Keamanan PBB menolak tawaran AS untuk memperpanjang embargo senjata konvensional di negara itu.
“Normalisasi kerja sama pertahanan Iran dengan dunia hari ini adalah kemenangan bagi multilateralisme dan perdamaian serta keamanan di kawasan kami,” kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Twitter.
Beberapa hari setelah melakukan proses tersebut, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperingatkan Rusia dan China untuk tidak mengabaikan penerapan kembali semua sanksi PBB terhadap Iran yang diminta Washington.
Ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan menargetkan Rusia dan China dengan sanksi jika mereka menolak untuk memberlakukan kembali tindakan PBB terhadap Iran, Pompeo berkata: “Tentu saja.”
“Kami telah melakukan itu, di mana kami telah melihat negara mana pun melanggar … sanksi Amerika saat ini, kami telah meminta pertanggungjawaban setiap negara untuk itu. Kami juga akan melakukan hal yang sama sehubungan dengan sanksi Dewan Keamanan PBB yang lebih luas,” katanya.
Iran telah mengembangkan industri senjata domestik yang besar dalam menghadapi sanksi dan embargo internasional yang melarangnya mengimpor banyak senjata.
Analis militer Barat mengatakan Iran sering membesar-besarkan kemampuan senjatanya, meskipun kekhawatiran tentang program rudal balistik jarak jauhnya telah menyebabkan Washington meninggalkan kesepakatan nuklir Iran.
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment