Fokus utama dari upaya perdamaian Timur Tengah adalah membawa Israel dan Palestina kembali ke meja perundingan. Demikian disampaikan menteri luar negeri Saudi pada hari Kamis (15/10) dalam sebuah komentar yang menunjukkan bahwa normalisasi Israel-Saudi tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat.
“Saya percaya bahwa fokus sekarang perlu untuk membawa Palestina dan Israel kembali ke meja perundingan. Pada akhirnya, satu-satunya hal yang dapat memberikan perdamaian abadi dan stabilitas abadi adalah kesepakatan antara Palestina dan Israel,” kata Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam penampilan virtual.
Ada spekulasi bahwa Arab Saudi akan mengikuti jejak Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang pada 15 September menandatangani perjanjian untuk menjalin hubungan formal dengan Israel.
Berbicara kepada lembaga think tank Washington Institute for Near East Policy, menteri luar negeri Saudi juga mengatakan dia berharap bisa segera menyelesaikan perselisihan yang menyebabkan Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan politik, perdagangan dan transportasi dengan Qatar pada pertengahan 2017.
Keempat negara itu menuduh Qatar mendukung terorisme dan bermesraan dengan musuh regional, Iran. Doha membantah tuduhan tersebut dan mengatakan embargo oleh sesama negara Teluk Arab bertujuan untuk merusak kedaulatannya.
“Kami berharap … bahwa kami dapat menemukan jalan ke depan untuk mengatasi masalah keamanan … yang mendorong kami untuk mengambil keputusan,” katanya. “Saya pikir ada jalan menuju itu dan kami berharap dapat menemukannya dalam waktu yang relatif dekat.”
Ditanya kapan itu mungkin terjadi, dia menjawab: “Perkiraanmu sama bagusnya dengan perkiraanku.”
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment