Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman berencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Presiden terpilih Joe Biden menjabat di Gedung Putih, demikian klaim sebuah laporan baru.
Riyadh adalah salah satu dari sejumlah negara Arab yang dikabarkan telah mempertimbangkan kesepakatan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir, tetapi putra mahkota sebagai penguasa de-facto tampaknya ragu-ragu untuk mengikuti langkah Uni Emirat Arab dan Bahrain tahun ini.
Bin Salman, yang lebih dikenal sebagai MbS, membatalkan rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Biden dinyatakan sebagai pemenang pemilu AS 3 November, Wall Street Journal melaporkan.
Diskusi tetap berlangsung dengan adanya pertemuan MBS dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu awal pekan ini di Arab Saudi. Pertemuan yang paling banyak dilaporkan itu belum diakui secara resmi oleh kedua negara.
Tidak ada kesepakatan yang dibuat selama pertemuan, yang berlangsung di kota barat laut Neom dan melibatkan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan kepala badan intelijen Israel, Mossad, lapor WSJ.
Sebaliknya, putra mahkota Saudi berharap untuk memanfaatkan janji kesepakatan normalisasi dengan Israel untuk membangun kembali hubungan dengan pemerintahan Demokrat yang akan datang.
Sebagai sekutu bersejarah AS, Riyadh telah mengalami kerusakan reputasi di Washington sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018.
Meskipun Presiden Donald Trump mendukung MBS, namun Partai Republik dan Demokrat bergabung dengan seruan populer untuk sanksi dan penghentian ekspor senjata atas pembunuhan Khashoggi dan peran utama Saudi dalam perang brutal di Yaman.
Pemerintahan Biden-Harris yang akan datang diharapkan menangani pelanggaran hak asasi manusia Riyadh lebih serius dan mengejar akuntabilitas yang lebih besar pada masalah-masalah seperti penahanan aktivis hak asasi manusia.
MBS saat ini enggan mencapai kesepakatan normalisasi dengan Israel, penasihat Saudi mengatakan kepada WSJ, tetapi berharap bahwa normalisasi hubungan akan membantu memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Biden.
Keengganan putra mahkota sebagian berasal dari oposisi yang meluas terhadap normalisasi di dunia Arab, dan juga dari dukungan ayahnya Raja Salman untuk memboikot Israel, menurut WSJ.
Berbicara kepada Reuters pekan lalu, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan Riyadh telah “mendukung normalisasi dengan Israel sejak lama, tetapi satu hal yang sangat penting harus terjadi terlebih dahulu: kesepakatan damai permanen dan penuh antara Israel dan Palestina”.
Sumber: The New Arab
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment