Pemerintah Sudan pada Selasa (24/11) membantah memiliki informasi tentang kunjungan delegasi Israel ke Khartoum yang diumumkan sehari sebelumnya oleh seorang pejabat dari Tel Aviv.
“Kabinet tidak mengetahui adanya delegasi Israel dan kami tidak memiliki konfirmasi bahwa kunjungan ini terjadi,” kata juru bicara pemerintah Faisal Mohammed Saleh kepada AFP.
Kami juga tidak memiliki informasi tentang delegasi Sudan yang mengunjungi Israel.
Pada hari Senin, seorang pejabat senior Israel mengatakan bahwa Israel telah mengirim delegasi ke Sudan – kunjungan serupa pertama sejak pengumuman bulan lalu tentang kesepakatan untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara.
Radio militer Israel juga melaporkan pada Senin bahwa perjalanan sedang berlangsung.
Pakta Israel-Sudan belum ditandatangani secara resmi.
“Kami memiliki kesepakatan yang sudah ada sebelumnya bahwa normalisasi dengan Israel harus disetujui oleh parlemen transisi,” kata Saleh.
Sebelumnya, “tidak boleh ada komunikasi apapun dengan Israel,” tambahnya.
Sudan belum membentuk parlemen sejak penggulingan mantan presiden Omar al-Bashir pada April 2019 menyusul protes massal terhadap pemerintahannya.
Negara ini telah memulai masa transisi sulit yang melihat pemerintah pasca-Bashir berusaha mengubah statusnya sebagai paria internasional.
Sudan adalah negara Arab ketiga tahun ini yang mengumumkan kesepakatan normalisasi dengan Israel, setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Israel memuji perjanjian itu sebagai perjanjian diplomatik bersejarah, tetapi Palestina telah mengutuknya, mendesak negara-negara Arab untuk tetap teguh sampai Israel mengakhiri pendudukannya atas wilayah Palestina dan menyetujui pembentukan negara Palestina.
Sumber: Al Arabiya
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment