Kota Betlehem di Palestina merayakan Malam Natal pada hari Kamis (24/12) dengan hanya sejumlah kecil orang yang menghadiri acara karena pembatasan COVID-19, tetapi para pemimpin kota mengatakan mereka bertekad untuk mengirim pesan harapan.
Hanya 12 bulan yang lalu, Betlehem, yang dipuja sebagai tempat kelahiran Yesus, merayakan musim perayaan tersibuk selama dua dekade, di tengah-tengah penurunan kekerasan yang berkelanjutan dan lonjakan jumlah peziarah dan turis.
Tapi sekarang, hotel-hotel yang menambahkan sayap baru pada tahun 2019 ditutup dan banyak perayaan akan diikuti sebagian besar secara online.
Namun demikian, karena menyadari bahwa mata dunia tertuju pada kota mereka saat ini, para pemimpin Bethlehem mengatakan bahwa mereka ingin menjadi mercusuar harapan.
“Ada pembatasan pergerakan orang dan jejaring sosial, tapi ini Natal, Natal memberi orang harapan untuk waktu yang lebih baik,” kata Walikota Anton Salman, berdiri di samping pohon Natal besar di Manger Square.
“Jadi kami merayakan liburan dengan segala cara, satu-satunya hal yang hilang pada tahap ini adalah kerumunan besar, seperti dulu di tahun-tahun sebelumnya, tetapi orang-orang di Betlehem optimis bahwa masa depan akan lebih baik.”
Patriark Latin Yerusalem yang baru diangkat, Pierbattista Pizzaballa, yang tertular virus dan sembuh, akan memimpin perayaan yang dikurangi tahun ini, tetapi Presiden Palestina yang berusia 85 tahun Mahmoud Abbas akan absen dari Misa Tengah Malam tahunan di Gereja Kelahiran, kata seorang pejabat Palestina.
Sumber: Middle East Monitor
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment