Tentara Israel menembak mati seorang warga Palestina berusia 15 tahun pada hari Jumat (3/12) selama bentrokan lemparan batu di Tepi Barat yang diduduki, kata para pejabat Palestina, namun militer Israel mengatakan pasukannya tidak menggunakan tembakan langsung.
Remaja itu terkena peluru tajam di perutnya dan dibawa untuk perawatan di sebuah rumah sakit di kota Ramallah di Palestina di mana dia kemudian meninggal, kata Kementerian Kesehatan Palestina.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan tentara telah menggunakan apa yang dia gambarkan sebagai “cara pembubaran kerusuhan,” termasuk penembakan peluru karet, untuk menghadapi puluhan warga Palestina yang melemparkan batu ke arah mereka dan mencoba untuk menggulingkan batu dan membakar ban ke kendaraan Israel.
“Laporan penggunaan tembakan langsung selama kerusuhan tidak benar,” katanya.
Remaja Palestina itu terlibat dalam protes mingguan melawan permukiman Israel di desa al-Mughayyir dekat Ramallah, kata Marzouq Abu Naeem, seorang anggota dewan desa. Dia mengatakan pengunjuk rasa melempari tentara dengan batu.
“Kejahatan jelek ini adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan.
Utusan PBB untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov, mengatakan dia terkejut dengan pembunuhan itu. “Israel harus dengan cepat dan independen menyelidiki insiden yang mengejutkan dan tidak dapat diterima ini,” tweetnya.
Palestina ingin mendirikan negara di Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza, wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Orang-orang Palestina, yang memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat, mengatakan permukiman Israel di sana akan menolak mereka sebagai negara yang layak dan seperti banyak negara melihat daerah konflik itu sebagai penghalang perdamaian dan ilegal menurut hukum internasional.
Israel membantah hal ini, dengan alasan kebutuhan keamanan serta hubungan alkitabiah dan sejarah dengan tanah tersebut. Pembicaraan damai Israel-Palestina gagal pada 2014.
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment