Enam pendukung ulama Islam Indonesia Rizieq Shihab tewas dalam baku tembak pada hari Senin (7/12), kata polisi, di mana kejadian itu akan meningkatkan kekhawatiran bahwa bentrokan itu dapat menyalakan kembali ketegangan antara pihak berwenang dan kelompok-kelompok Islam di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia itu.
Kapolres Jakarta Fadil Imran mengatakan insiden itu terjadi tepat setelah tengah malam di jalan raya ketika pendukung ulama menyerang kendaraan polisi dengan senjata api, arit, dan pedang samurai. Polisi menunjukkan senjata tersebut selama konferensi pers.
Polisi telah menyelidiki ulama kontroversial dan berpengaruh secara politik itu karena melanggar protokol virus corona setelah beberapa pertemuan massal untuk merayakan kembalinya dia dari pengasingan di Arab Saudi bulan lalu.
Rizieq dijadwalkan hadir untuk pemeriksaan polisi pada Senin, setelah tidak hadir pekan lalu.
Munarman, juru bicara Front Pembela Islam (FPI), kelompok garis keras yang dipimpin oleh Rizieq, membantah rombongan mereka bersenjata, mengatakan ulama dan keluarganya melakukan perjalanan ke acara shalat subuh ketika mereka diserang oleh ‘preman tak dikenal’.
Dia mengatakan enam pengawal Rizieq adalah korban ‘pembunuhan di luar hukum’.
Indonesia Police Watch mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mengingat informasi yang saling bertentangan, insiden tersebut harus diselidiki oleh tim pencari fakta independen.
Ulama berusia 55 tahun itu meninggalkan Indonesia pada 2017 setelah menghadapi tuduhan pornografi dan menghina ideologi negara, dan mengasingkan diri di Arab Saudi selama tiga tahun.
Ketika dia mendarat di Jakarta, puluhan ribu orang berbondong-bondong ke bandara dengan pakaian putih Islami, mengabaikan protokol kesehatan saat mereka berteriak-teriak untuk mencium tangan ulama.
Sebelum meninggalkan Indonesia, Rizieq adalah tokoh utama gerakan ‘212’ yang menentang mantan Gubernur Jakarta yang beragama Kristen, Basuki Tjahaja Purnama, lebih dikenal sebagai ‘Ahok’, yang dituduh dan akhirnya dipenjara karena menghina Islam.
Dalam beberapa minggu setelah kepulangannya, Rizieq telah menyatakan rencana untuk memulai “perang moral” dan bertemu dengan beberapa tokoh pemerintah dan oposisi yang menyebabkan kegelisahan dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, di tengah kekhawatiran sentimen anti-pemerintah yang dimobilisasi oleh kelompok konservatif. Saat ini Indonesia sedang berjuang melawan pandemi dan resesi ekonomi.
FPI dibuat marah oleh upaya polisi untuk memanggil ulama tersebut, di mana analis mengatakan bentrokan itu berisiko meningkatkan ketegangan lebih lanjut.
“Bentrokan terbaru akan menambah narasi mereka bahwa pemerintah adalah rezim anti-Islam yang tiran,” kata, Quinton Temby, visiting fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, menambahkan FPI telah secara efektif menggunakan propaganda ‘martir’ dalam bentrokan masa lalu dengan pihak berwenang.
Sumber: Reuters
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment