Turki pada hari Senin (21/12) mengenang para martir “Natal Berdarah” dari Republik Turki Siprus Utara (TRNC) pada tahun 1963.
“Hari ini, 57 tahun lalu, serangan terencana dan brutal diluncurkan terhadap saudara Siprus Turki kami oleh organisasi teroris Yunani EOKA,” kata Kementerian Pertahanan di Twitter.
“Kami memperingati para martir kami dengan kasih sayang pada hari jadi serangan yang memulai konflik di pulau itu dan tercatat dalam sejarah sebagai #KanliNoel [BloodyChristmas],” tambahnya.
‘Natal Berdarah‘
Pada saat orang Siprus Turki didiskriminasi dan diasingkan oleh orang Siprus Yunani di lembaga negara, serangan sistematis dan komprehensif dimulai pada 21 Desember 1963 ketika sebuah insiden berdarah, yang kemudian disebut sebagai “Natal Berdarah”, terjadi.
Sebanyak 103 desa Siprus Turki diserang, menyebabkan ratusan kematian. Faktanya, kampanye berdarah itu menyebabkan 30.000 warga Turki Siprus mengungsi dan harus berlindung di daerah yang hanya 3% dari pulau itu.
Pada tahun 1967, sebuah junta militer menggulingkan pemerintah di Yunani dan mulai membuat pulau itu tidak stabil. Junta menyerang dua desa di Siprus – Bogazici dan Gecitkale.
Bulent Ecevit, perdana menteri Turki saat itu, menginstruksikan tentara untuk mengambil tindakan dan Operasi Perdamaian Siprus diluncurkan pada 20 Juli 1974.
Dengan jet tempur terbang rendah di atas tanah dan pasukan terjun payung dikerahkan di pulau itu, Turki mencegah aneksasi Siprus dan memberikan perlindungan kepada orang Siprus Turki yang diserang.
Operasi perdamaian tersebut membuktikan klaim Turki tentang penganiayaan terhadap orang-orang Turki saat sejumlah kuburan massal dibuka di beberapa kota Siprus Turki di pulau itu.
Keberhasilan operasi telah membuka jalan bagi pembentukan Negara Federasi Turki Siprus pada 13 Februari 1975, dengan Rauf Denktas sebagai presiden.
Pada tanggal 15 November 1983, Negara Federasi Turki Siprus mengadakan rapat luar biasa dan anggota parlemen dengan suara bulat menyetujui pembentukan TRNC.
Sumber: Anadolu Agency
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment