Beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab (UEA), Mesir dan Yordania, mengerahkan upaya untuk mengatur kembali gerakan Fatah dan menyatukannya untuk mengalahkan Hamas dalam pemilihan mendatang, Arabi Post melaporkan pada hari Jumat.
Negara-negara Arab menekan Fatah, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas untuk mengembalikan pemimpin Fatah yang dipecat, Mohammed Dahlan dan para pendukungnya.
Abbas memecat Dahlan dari gerakan itu pada 2011 dan mencabut semua jasanya, termasuk keanggotaan Dewan Revolusi Fatah dan parlemen Palestina.
Sumber tersebut mengatakan kepada Arabi Post bahwa negara-negara Arab juga berusaha untuk mengembalikan Najat Abu Bakar, Naima Al-Sheikh, Adli Sadeq, Tawfiq Abu-Khusa, Majed Abu-Shammalah, Naser Juma’a, Abdel-Hamid Al-Masri, Sufyan Abu -Zaydeh dan Rashid Abu Shbak, yang diberhentikan dari Fatah karena hubungan mereka dengan Dahlan.
Sementara itu, para pemimpin PA dan Fatah, termasuk Sekretaris Komite Sentral Fatah Jibril Rajoub, juga akan menekan Abbas untuk berdamai dengan para pemimpin Fatah yang dipecat dan Menteri Urusan Sipil Hussein Al-Sheikh.
Berbicara kepada Arabi Post, anggota Dewan Nasional Palestina dan Dewan Pusat PLO Mamoun Al-Tamimi mengungkapkan bahwa Dahlan sedang bekerja untuk mencapai kesepakatan dengan pemimpin Fatah yang dipenjara oleh Israel, Marwan Barghouti, untuk mengizinkannya mencalonkan diri dalam pemilihan.
Al-Tamimi mengindikasikan bahwa ada pembicaraan dengan Israel untuk membebaskan Barghouti sebagai imbalan untuk memfasilitasi reintegrasi Dahlan ke dalam Otoritas Palestina.
Menyusul laporan ini, Abbas menegaskan kembali bahwa ia akan menggunakan kekerasan terhadap siapa pun yang melanggar resolusi Komite Sentral Fatah dan Dewan Revolusi, dan mereka yang tidak berkomitmen pada pencalonan untuk pemilihan Fatah.
Sumber: Middle East Monitor
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment