Raja Yordania pada Kamis mengumumkan pembebasan 16 orang yang ditahan karena peran mereka dalam upaya kudeta, yang melibatkan bangsawan senior, awal bulan ini.
Kantor berita resmi Yordania, Petra, melaporkan bahwa Raja Abdullah telah memerintahkan pembebasan mereka “karena kepedulian terhadap kepentingan bangsa dan warganya” dan bertepatan dengan Ramadan “bulan pengampunan dan belas kasihan”.
Brigadir Jenderal Hazem Al-Majali, jaksa penuntut umum Pengadilan Keamanan Negara Yordania, mengatakan bahwa mereka yang dibebaskan tidak termasuk Bassem Awadallah, mantan kepala pengadilan kerajaan, dan Sharif Hassan bin Zaid, anggota keluarga kerajaan yang diyakini berperan sebagai pemimpin dalam upaya kudeta yang dituduhkan.
Mereka ditangkap pada 3 April dan tetap di penjara.
Pada 11 April, Raja Abdullah dan saudaranya Pangeran Hamzah, yang juga dituduh terlibat, muncul di depan umum untuk pertama kalinya sejak skandal meletus dalam kunjungan ke makam leluhur mereka.
Hamzah tidak akan menghadapi tuduhan apa pun atas dugaan perannya dalam kudeta, Jordan telah mengumumkan.
Selasa lalu, Brigadir Jenderal Al-Majali mengatakan bahwa Pengadilan Keamanan Negara Yordania “telah menyelesaikan penyelidikan atas peristiwa baru-baru ini” yang “menimbulkan ancaman yang jelas bagi keamanan dan stabilitas kerajaan”.
Sekitar 20 tersangka ditangkap setelah upaya kudeta 3 April.
Tersangka yang tersisa diharapkan diadili oleh Pengadilan Keamanan Negara.
Sumber: The New Arab
Terjemahan bebas Bagbudig
No comments:
Post a Comment